Wednesday, May 21, 2014

Cara ternak Jangkrik dengan mudah

Sobat Burung kicau yang memelihara burung kicauan seperti Murai batu, Kacer, Pentet, Cucak ijo, Anis dan lain-lain pasti membutuhkan EF jangkrik untuk setiap harinya, berapa ekor jangkrik yang sobat habiskan untuk burung momongan setiapharinya???.. Mungkin sobat pernah terpikirkan untuk mencoba ternak jangkrik.. Yah, ternak jangkrik merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan, karena penghobi burung berkicau semakin hari semakin banyak dan semakin di gemari. selain untuk burung, jangkrik juga merupakan pakan sehari-hari untuk ikan Louhan, Arwana, dan lain-lain.

Maka dari itu, kali ini kami akan membahas tentang cara berternak jangkrik dengan mudah. Ada beberapa langkah-langkah yang harus kita lakukan agar proses berjalan lancar dan sukses.

Berikut langkah-langkahnya:

  • Persiapan Kandang.
    Sebaiknya anda menyiapkan dua kandang jangkrik, yang satu untuk tempat melihara dan yang satu untuk tempat proses perkawinan. Jangkrik adalah hewan yang aktif pada malam hari, sebaiknya jangan menempatkan kandangnya pada tempat yang terkena cahaya matahari secara langsung, tempatkanlah pada tempat yang gelap dan lembab, berilah alas kandang dengan pasir untuk menjaga kelembaban dan tetap kering, berilah daun-daunan kering sebagai tempat bersembunyi layaknya di habitat aslinya.

    Anda bisa membuatnya dengan kayu ataupun triplek dengan ukuran sesuka anda, biasanya kandang berukuran panjang 1-2 meter, tinggi 50-100 cm, lebar 50-100cm. berilah lakban pada dinding dalam bagian atas, hal ini agar jangkrik tidak merambat ke atas dan keluar kandang. Dan pada kaki-kaki kandang di berikan kaleng berisi air atau minyak tanah atau apapun agar tidak dapat di lalui semut. Untuk selebihnya lihat pada gambar di bawah ini...



  • Pemilihan Indukan.
    Anda bisa menggunakan jangkrik kalung ataupun jangkrik alam, akan tetapi banyak peternak yang memilih jenis jangkrik kalung, karena daya tahan tubuhnya lebih baik. Di bandingkan hasil dari ternakan, jangkrik hasil tangkapan liar lebih baik untuk di jadikan sebagai indukan, karena daya tahan tubuh lebih tinggi, kondisi lebih fit, lebih gesit dan agresif. Tetapi jika sulit mendapatkan jangkrik liar,pakai jangkrik hasil ternakan juga tidak apa-apa. Yang perlu di perhatikan adalah

    Pilihlah Jangkrik yang sehat, agresif, dan tidak ada cacat satupun baik itu pada sayap, sungut, kaki, dan lain-lainnya.

    Untuk membedakan Indukan dari jangrik jantan dan betina:
    -Jantan pada permukaan sayapnya kasar seperti ukiran
    -Betina sayapnya polos dan ovipositor seperti jarum pada ujung ekornya sebagai alat untuk mengeluarkan telur-telurnya.

  • Pembibitan Jangkrik.
    Untuk pembibitan, siapkan dahulu pasir yang bersih dan sudah di ayak sebagai media bertelurnya lalu taruhlah pada wadah nampan atau yang lainnya, masukkan ke dalam kandang dengan beberapa daun yang sudah kering lalu semprotlah dengan sedikit air menggunakan spray agar lembab. Lalu masukkan indukan jantan dan betina dengan perbandingan 1 jantan dengan 4-5 betina.

    Pantau terus setiap hari, apakah pasirnya sudah terisi telur atau belum??? caranya adalah dengan melihat permukaan pasir, biasanya ada lubang-lubang kecil bekas proses pengisian telur. Jika sudah selesai dan di pastikan pasir sudah terisi telur-telur, maka selanjutnya adalah proses penetasan.

    Jika sudah,Pindahkanlah indukan dari kandangnya, lalu nampan pasir yang sudah berisi telur-telur di berikan penutup menggunakan kain, lalu semprotlah kain tersebut tiap agi dan sore hari menggunakan spray, tetapi jangan sampe basah kuyub.. lakukan setiap hari sampe telur-telur menetas, dan biasanya selama 7-10 hari.

  • Perawatan anakan jangkrik.
    Biarkan saja anakan jangkrik pada kandangnya, yang terpenting adalah ketersediaan pakan untuk jangkrik selalu ada, karena anakan jangkrik makannya sangat rakus dan tak jarang mereka menjadi kanibal dengan memakan jangkrik lainnya yang lemah.

    Sebaiknya untuk anakan jangkrik yang berumur 1-10 hari di berikan voer ayam, setelah umurnya lebih dari itu bisa di berikan sayuran seperti wortel, jagung, ubi, sawi dan lain-lain.

    Perhatikan juga suhu kelembaban udaranya, kontrol terus kandangnya dan pastikan tidak ada hama dan predator yang mengganggu seperti tikus, semut, cicak, laba-laba dan lain-lain...