Wednesday, February 13, 2013

TEKNIK DAN CARA BUDIDAYA DAUN BAWANG (MUNCANG) AGAR PANEN BERLIMPAH DENGAN KUALITAS SUPER

Tanaman daun bawang (muncang) di kawasan kaki gunung dieng

BLOG BEBAS - Muncang banyak ditanaman dan dibudidayakan dengan pola tanam tumpang sari. Sistem tumpang sari yang sekarang banyak ditanam adalah dengan tanaman sawi, cabe, wortel dan sayuran daun lain. Sebenarnya budi daya tanaman daun bawang relatif sangat mudah. yang lebih menggembirakan adalah hasil dari panennya sangat mudah untuk dipasarkan dan bahkan para tengkulak akan datang untuk survey dan bahkan akan langsung bayar di tempat untuk melakukan pembayaran secara tunai, dengan harga jual yang relatif stabil dan menguntungkan. Berminat untuk mencoba, baca dulu ulasan berikut ini !

Tips untuk memulai usaha:

1. Pilihlah lahan yang sesuai untuk penanaman bawang daun. Disini tanah yang paling cocok untuk tanaman daun bawang adalah yang banyak mengandung humus. Sebaiknya dilakukan 15-30 hari sebelum tanam.
2. Selanjutnya, buatlah persemaian. Caranya, olah tanah, lalu tanam biji atau anak tunas sebagai bibit. Untuk 1 ha lahan, dibutuhkan bibit (tunas) sebanyak 200.000 anakan atau 1,5-2 kg biji.
Disarankan untuk hasil yang terbaik hendaknya lebih baik menggunakan bibit yang dari tunas atau anakan bukan dari persemaian, karena disamping waktunya lama, belum tentu hasil dari persemaiana tadi akan mengahsilkan bibit yang berkualitas.
3. Siapkan lahan untuk penanaman. Caranya, cangkul tanah sedalam 30-40 cm, kemudian berikan pupuk kandang sebanyak 10-15 ton/ha. Buat bedengan selebar 0,6-1 m. Buat parit dengan lebar 20-30 cm di antara bedengan. Pengapuran dilakukan jika tanah ber-pH < 6.5 dengan 1-2 ton/ha kapur dolomit dicampur merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm.
4. Buat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm sedalam 10 cm.
5. Pindahkan bibit ke lahan penanaman setelah berumur 2 bulan (tingginya 10-15 cm).
6. Waktu tanam terbaik awal musim hujan (Oktober) atau awal kemarau (Maret). Kendala Budidaya Bawang Daun Jenis Tanaman daun bawang ini mudah terserang hama dan penyakit, terutama pada musim hujan.

Berikut beberapa jenis hama dan penyakit yang umum menyerang tanaman bawang daun ini, yakni :

- Ulat bawang/ulat grayak (Spodoptera exiqua Hbn.) Pengendalian: cara pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan pengendalian kimia dengan Hostathion 40 EC, Orthene 75 SP, Cascade 50 EC atau dengan perangkap ngengat.

- Busuk daun/embun tepung (Peronospora destructor (Berk.) Casp) Pengendalian: menggunakan benih/bibit sehat, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan fungisida Dithane M-45, Antracol 70 WP atau Daconil 75 SP.

- Thrips/kutu loncat/kemeri (Thrips tabbaci Lind.) Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliaceae; menanam secara serempak; memasang perangkap serangga berupa kertas/dengan insektisida Mesurol 50 WP.

- Busuk leher batang (Bortrytis allii Munn.) Gejala: leher batang menjadi lunak, berwarna kelabu, bentuknya menjadi bengkok dan busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliacea, penggunaan benih/bibit sehat, meningkatkan kebersihan kebun dan tanaman dan fungisida Dithane M-45 atau Daconil 75 WP.

Strategi Budidaya Bawang Daun

- Pastikan lahan sudah diolah sebelum ditanami sehingga unsur hara yang diperlukan tanaman bawang daun tercukupi.
- Lakukan upaya pengendalian penyakit sedini mungkin, antara lain dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan pestisida sesuai anjuran.
- Setelah tanaman bawang daun berumur 3-4 minggu, berikan pupuk urea sebanyak 3 g untuk setiap tanaman.
- Lakukan panen bawang daun setelah berumur 2,5 bulan sejak ditanam atau sekitar 4 bulan dari biji disemai. Tanaman yang baik dapat menghasilkan 10 ton/ha bawang daun.
- Sebelum kanopi tanaman utama saling menutup, bawang daun harus sudah dipanen.
- Gali informasi dan pengetahuan mengenai budidaya bawang daun melalui berbagai media seperti buku, majalah, pertemuan-pertemuan yang berkaitan dengan kegiatan pertanian dan perkebunan dsb.

Sumber : www.binaukm.com