Monday, June 16, 2014

Pentingnya Desinfektan bagi Kenari



Pentingnya Desinfektan bagi Kenari | Bro Kicau -Pepatah kuno menyampaikan " sedia payung sebelum saat hujan ". Dalam dunia unggas pepatah itu memiliki arti " tambah baik menghindar dari pada menyembuhkan ", tambah baik bersusah-susah dulu dengan cara berkala dengan disiplin menseterilkan sangkar, kandang, serta lingkungan seputar tempat burung kenari ada dengan larutan desinfektan (larutan suci hama/antiseptik) untuk menghindar munculnya penyakit yang bakal menyerang burung yang paling disayangi kita.

Desinfektan didefinisikan untuk bahan kimia yang dipakai untuk menghindar terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri serta virus, juga untuk membunuh atau turunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit yang lain di satu tempat.

Sifat-sifat utama Desinfektan diantaranya :
  • Mempunyai karakter antibakterial luas
  • Tak menghematasi jaringan hewan serta manusia
  • Karakter toksin rendah, tak beresiko untuk manusia ataupun hewan.
  • Mempunyai daya tembus tinggi
  • Terus aktif walau ada cairan badan, seperti nanah, darah, feses serta beberapa sel mati.
  • Tak mengakibatkan kerusakan alat-alat, lantai serta dinding kandang
  • Tak meninggalkan warna
  • Murah serta dibutuhkan jumlah besar
  • Dapat menembus rongga-rongga, liang-liang
Sangat banyak jenisnya bahan yang dipakai untuk desinfektan, diantaranya alkohol, aldehid, formalin, biguanid, klorsilenol, fenol, dan lain-lain. Saya merekomendasikan memakai desinfektan yang umum digunakan dalam peternakan ayam, yang telah dikemas dalam botol dengan ukuran tengah, umpamanya nama product Formades, Sporades, Rodalon atau Mediklin.

Penyemprotan sangkar, atau kandang burung bisa dikerjakan tiga hari sekali atau satu minggu sekali, baiknya waktu lakukan menyemprotan sangkar serta kandang dalam situasi kosong. saat penyemprotan bakal efisien bila dikerjakan pada jam 10.00 - 12.00 atau 15.00 - 17.00. Semprotkan desinfektan pada semua permukaan sangkar atau kandang, lantaran desinfektan bakal bekerja maksimal bila saat kontak dengan bibit penyakit cukup.